Saya katakan, paling menawan di bagian ekteriornya, ada apa dengan interiornya? karena interiornya menurut saya, built qualitynya salah satunya dashboard jelek, menggunakan plastik, tidak kokoh, finishing kurang bagus, walaupun tidak bisa dikatakan terburuk dikelasnya juga. Semua ini adalah opini pribadi saya karena mobil yang saya gunakan juga Honda Mobilio sehingga saya bisa berpendapat demikian.
Namun walau begitu, banyak sekali kelebihan kelebihan lain yang tidak dimiliki rival-rivalnya seperti Avanza, Ertiga, Grand Livina, dll. Artikel di bawah ini saya kutip dari web otomotif terkenal Autonetmagz.com. Silahkan untuk dibaca sobat...
Sumber Artikel :
Autonetmagz.com
Mobil pertama yang meluncur di tahun 2017 adalah Honda Mobilio facelift 2017. Meski kemarin sudah dashlift alias dashboard lift, sekarang pembaruan diumumkan kembali dengan ubahan besar pada muka, interior, fitur keselamatan dan penambahan warna baru. Yang paling mencolok adalah warna orange baru untuk Mobilio RS dan warna ungu yang tersedia untuk semua varian. Warna-warna baru ada penambahan biaya 1,5 juta dari harga asli mobil.
Hanya saja, apakah ada penambahan daya saing di Honda Mobilio facelift ini dibanding rival semacam Suzuki Ertiga, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia? Simak penelusuran AutonetMagz di First Impression Review Honda Mobilio facelift 2017!
Eksterior
Kami takkan menyangkal, Honda Mobilio adalah mobil MPV entry level di luar kelas LCGC dengan tampilan paling rupawan di kelasnya, dan varian facelift ini mengukuhkan nilainya di penampilan. Mungkin Honda kesal karena gril Honda HR-V ditiru oleh pesaingnya, Toyota Grand New Avanza. Maka dari itulah mereka mengganti muka Mobilio dengan muka baru yang mirip crossover baru Honda berbasis Jazz, Honda WR-V.
Untuk melakukan ini, semua bagian front-end diganti oleh Honda. Kap mesin, fender, lampu, gril, bumper depan, semuanya baru. Jangan tertipu desainnya yang masih sama dengan Mobilio lama, karena bumper Mobilio lama tidak akan bisa plug-n-play ke Mobilio baru tanpa ganti lampu dan gril, demikian juga sebaliknya. Di sini, Honda mulai mendengarkan keluhan-keluhan konsumen Mobilio lama, misalnay soal kisi radiator yang rawan kena kerikil.
Maka dari itu, di Mobilio E baru bumpernya sudah diberi sejenis penutup untuk melindungi radiator. Bagus bukan? Akan tetapi, hal berlawanan terjadi pada lampu depannya. Jika Mobilio RS lama punya lampu projector lens yang sempat membuat rival ikut-ikutan memasang komponen serupa, sekarang malah hilang meski LED positioning lamp tetap ada. Kami sempat bertanya kepada Honda, apa alasan dibalik “downgrade” ini?
“Kami mendengarkan masukan dari konsumen untuk mengembangkan Mobilio baru ini, namun kami juga mempertimbangkan hadirnya projector lens untuk beberapa tahun ke depan,” ucap Jonfis Fandy selaku Marketing Director PT HPM. Nah, jadi ada 2 kemungkinan, yakni akan ada varian baru di atas RS yang pakai projector lens atau akan ada facelift (lagi) dengan lampu projector lens. Yah, sisi baiknya, kalau nabrak setidaknya lebih murah buat menggantinya.
Pelek Honda Mobilo RS dan E sebenarnya modelnya sama-sama palang 8, namun spesial buat RS adalah finishing two-tone. Bannya kini diganti jadi Dunlop Enasave, sejenis ban fuel-saving eco-oriented. Rem masih sama, cakram di depan dan teromol di belakang, namun semua varian Mobilio sudah siap dengan ABS, EBD dan BA. Oh ya, sekarang varian Prestige sudah hilang dari muka bumi, jadi tinggal ada S, E dan RS.
Demi membuat tampilannya sedikit naik kelas, Honda Mobilio RS kini punya atap hitam, tapi ini bukan panoramic roof lho ya. Secara kualitas pembuatan, kami tertegun saat melihat gap antara kaca dan panel bodi agak renggang dan tidak diberi karet, seperti di Honda BR-V. Tak hanya itu, pelat bodi terasa agak tipis ketika ditekan dan bagian dalam ruang roda belakang belum dicover. Jika bisa dibuat lebih rapih, tentu semua senang. Konsumen senang, pabrikan pun senang.
Ubahan di bagian buritan hanya lis chrome pada pintu bagasi, dan kamera parkir jadi standar untuk tipe RS. Tidak ada sensor parkir dan saat masuk gigi mundur, dan tidak ada guideline yang tampil di monitor head unit. Masih seperti Mobilio lama, defogger masih absen di kaca belakang.
Interior
Masuk ke Mobilio facelift, anda tak akan merasakan sesuatu yang spesial jika sebelumnya pernah masuk ke Brio RS dan BR-V. Dashboard berdesain sama dengan warna hitam untuk RS dan Black-Beige untuk varian lain. Kualitasnya pun masih agak jauh dari kata “solid”, sebab dashboard bergoyang jika ditekan, celah antar dashboard dan panel pintu besar, dan masih banyak fit & finishing yang kurang pas, baik di baris depan, tengah maupun belakang.
Meski demikian, kami sangat menghargai upaya Honda dalam menyajikan jok biasa dengan headrest terpisah, membuatnya kian ramah untuk mengakomodir orang yang berbeda postur. Posisi mengemudinya sebenarnya oke, hanya saja pengaturannya memang tidak banyak. Setir hanya tilt, dan jok tidak memiliki pengatur ketinggian. Honda bilang joknya telah dibuat lebih tebal, tapi dari apa yang kami rasakan malah tidak demikian, sebab tulang joknya masih terasa.
Pada panel insturumen Honda Mobilio RS, layar MID-nya lebih mewah, mirip di Jazz RS atau HR-V, sedangkan untuk Mobilio E tidak ada layar lingkaran sebagus itu. Yang baru di Mobilio RS facelift adalah fitur auto AC yang tidak ada di saudaranya seperti BR-V atau Brio. Mengenai keselamatan, kami acungkan jempol buat Honda, karena Mobilio adalah Low MPV pertama yang memakai stability control dan hill start assist.
Fitur yang membantu menjaga kestabilan mobil dan menahan mobil saat berada di tanjakan ini belum ada di merek lain yang bermain di kelas serupa. Sayangnya, kedua fitur safety ini hanya ada di Mobilio RS CVT, tidak ada di varian lain. Hal lain seperti dual airbags dan jok ISOFIX masih hadir, dan Mobilio RS sekarang memakai head unit keluaran JVC, sementara Mobilio E menggunakan keluaran Kenwood.
Honda Mobilio RS punya 6 speaker (sudah termasuk 2 tweeter). Honda menyebutnya premium speaker, tapi dari hasil mencoba mendengar suaranya, kualitas suara yang dihasilkan masih standar sebuah MPV di kelas ini. Niat ingin menyamai harman kardon, hasilnya malah harman karton. Peredaman? Nah, di sini bakal terlihat pembaruan lagi, karena Mobilio RS punya lapisan karet peredam baru di bagian dalam pintu meskipun tipis. Sementara Mobilio E, karet peredamnya masih 1 lapis saja, bukan 1,5 lapis seperti Mobilio RS.
Saat mencoba menutup seluruh kabin dan merasakan peredamannya, kok rasanya tidak ada perbedaan signifikan? Bahkan suara orang yang ngobrol normal di jarak 1-2 meter di sekitar mobil masih terdengar meski semua pintu dan jendela ditutup. Tidak hanya suara dari luar yang bocor ke dalam, suara audio dari dalam pun bisa bocor ke luar meski volume speaker tidak diset besar. Ya sudahlah, langsung saja ke baris kedua.
Mobilio tahu benar bagaimana menjaga kelebihannya sebagai MPV yang terlega di kelasnya. Ruang kaki dan kepala lega, bahkan untuk orang setinggi 178 cm. Hingga 3 orang bisa duduk di baris keduanya tanpa komplain soal ruang. Tidak hanya itu, kini jok baris tengah punya 3 headrest yang proper, jadi memang layak diduduki 3 orang. AC double blower tetap hadir pula, namun buat penumpang yang duduk di jok baris kedua bagian tengah, sabuk pengamannya turun dari atap.
Leganya pun sama di baris ketiga, masih bisa dikondisikan untuk mendapat ruang kaki yang cukup jika penumpang baris kedua rela memakai fitur sliding atau reclining untuk mencari keadilan ruang. Ruang kepala agak pas-pasan, tidak lega, tapi untuk darurat dan perjalanan pendek masih lumayan oke. Di sini ada sepasang cup holder dan speaker, dan jangan menggoyangkan panel plastik tipisnya jika tak ingin melihat plastiknya goyang dangdut pantura.
Bagasi masih terlega di kelasnya, namun tidak ada peningkatan di metode pelipatan kursi belakang. Ia masih paling sederhana, di mana Toyota Avanza dan Suzuki Ertiga sudah bisa split folding 50:50, bahkan Suzuki Ertiga bisa menghasilkan ruang yang rata lantai kala semua jok dilipat, meski harus diakui bagasi standar Avanza dan Ertiga kalah lega dibanding Mobilio. Kualitas pengerjaan yang kurang baik bisa dijumpai (lagi) via “hidden storage” yang masih ada sejak Mobilio muncul.
Mesin
Tidak perlu ada pengenalan spesifik lagi. Di balik kap mesinnya masih ada mesin L15Z1 1.500 cc 4 silinder bertenaga 118 PS dan torsi 145 Nm. Berformat FWD dengan opsi transmisi manual atau CVT, dan Honda bilang tidak ada perubahan di mesin, transmisi, suspensi dan lain-lain. Jadi harusnya masih sama rasa berkendaranya. FYI, kami sudah pernah mencoba Mobilio, dan ia sangat stabil serta fun to drive dibanding rival. Sayang, road noise dalam mobil ini sangat mengganggu.
Namun lagi-lagi tidak ada improvement di pengerjaan ruang mesin. Las-lasan yang berantakan masih ada, cat yang meluber masih ada dan beberapa detail menggelitik lainnya. Mungkin harus menunggu ganti generasi biar kualitasnya jauh membaik.
Kesimpulan
Di Honda Mobilio baru, Honda lebih memilih mempertahankan kelebihannya dibanding menambah kelebihan atau mengubah orientasi dan nilai mobil ini. Tetap, Honda Mobilio ini paling luas, paling keren wujudnya, dan mengingat impresi berkendaranya, ia cukup stabil, asik dikemudikan sendiri dan bisa diadu performanya dengan MPV sejenis. Kelebihan ini ditambah sedikit dengan hadirnya stability control dan hill start assist untuk mendukung aspek safety.
Hanya saja jika memang kualitas pengerjaan, peredaman suara dan kenyamanan yang baik menjadi prioritas utama saat memilih mobil keluarga yang dijual resmi di sini, lebih baik pikir ulang sebelum meminang Mobilio. Built quality-nya masih kurang solid, finishing-nya masih kurang rapi dan joknya pun masih terasa tipis. Dengan harga Mobilio RS CVT yang mencapai 243 juta Rupiah, tentu kami harap ada pertobatan di hal-hal itu.
Oh ya, buat anda yang sudah mantap dengan Mobilio tapi mau yang ada projector lens-nya, anda punya 2 pilihan : Beli yang sekarang lalu tunggu lampu aftermarketnya keluar, atau sabar menanti menunggu Honda mengeluarkan varian yang ada projector lens-nya